Pages

28/12/2010

Bingkai hatiku

Masih dijendela yg sama,...
aku menatapmu,
setiap guliran waktu.
Ada yang masih jelas membayang,
elegi yang masih slalu hangat dalam ingatan.
shiluet yang tampak nyata dalam bingkai kenangan.

Masih dijendela yang sama,...
diam menyebutmu dalam doa
entah apakah tampak sia-sia
ada harap yang masih kujaga
ada rinai yang masih mengalir
melewati setiap jejak yang tertinggal
dari kisah biruku denganmu.

masih dijendela yang sama,...
tlah kutulis namamu dikaca berkabut embun
Mungkin saja kau membaca,
mungkin saja...
meski ketika kau menemukan namamu tertulis dibingkai hatiku,
aku tidak lagi berdiri dijendela yang sama.

Aku telah meninggalkanmu...




* Hujan saat senja selalu bikin jadi lebay,...
hujan sekali lagi membangkitkan inspirasi menulis yang lama hilang entah kemana.
meskipun temanya biru,maklumlah...inspirasinya hadir saat sore menjelang malam diringi rintik hujan yang lumayan deras ^_^

10/12/2010

Mungkin

Waktu yang tersirap begitu cepat,seolah berlari hingga sampai dibatas aku harus memunggungimu dan kembali berjalan pergi.

Masih begitu nyata ketika tatapanmu yang kuacuhkan terus menerus menatapku lekat,seolah ingin memaksakan hatimu mengikatku erat.

Sudahlah,...kataku ketika itu,mencintaiku hanya akan menggoreskan luka mendalam di ruanganmu saja.

betapa akan ada banyak kesakitan yang kau rasakan,dan tak relaku menjadi penyebab luka-luka di hatimu yang sebegitu mencintaiku.

Katamu dimataku nyata tersimpan bayanganmu,aku menolak untuk menjadi 'kita' diatas dasar ketidak mungkinan. Aku lelah melakukan perjalanan yang ujungnya sebuah kata 'mungkin'

Mungkin kita akan bersama jika langit berkenan menyatukan kita di bawah atapnya, atau mungkin waktu bersama-sama menjadi teman kita hingga ujungnya.

Mungkin aku akan menjadi pemilik mutlak dirimu, memilikimu hingga ke tulang dan sumsummu... menyentuh wajah dan rambutmu yang baru terjaga dari tidurmu yang lelap.

mungkin,...ya,mungkin saja... karena mungkin juga cintaku tidak ada padamu !



07/12/2010

Jendela hati,.....

Wajah langit tampak berkabut dan gerimis luruh tampak suram terlihat di balik jendela,... meski rautmu merona,kadang berganti diam seperti biasa,atau mengulum senyum saat tak mampu bicara.
Bagaimana tidak, seluruh taman seolah bermurah hati memberikan aroma dan keindahannya kepadamu. Hingga kadang kau tertegun dan kehilangan kata,menerima begitu banyak tanpa memberikan apa-apa.

Segala yang terlalu banyak terkadang menghadirkan kabut yg bergulung menjadi dilema.
banyak yang berkecamuk di otakmu,kedalaman rasamu tergambar jelas dari kedua jendelamu yg sekilas kadang menyembunyikan tangis,menahan rasa,...menyembunyikan risau.

jangan terlalu lama memakai topeng kekuatan dan ketegaran,sedang hatimu bak kaca yg mudah pecah.Kelak akan mengkristal menjadi beku meski tampak bercahaya kau akan tetap merana.

Kini,...saatnya melembutkan hati,saatmu membuka jendelamu mencari apa yg sungguh-sungguh menghadirkan senyuman dari lubukmu yang terdalam.